4 Maling Produktivitas

Hari ini saya belajar hal yang berharga. Tentang 4 maling di kehidupan kita. Maling yang sering sekali menghambat kita untuk menjalankan SATU hal yang paling berharga dalam hidup kita.

Menariknya, tidak ada orang lain yang bisa menghentikan maling ini. Tidak ada polisinya. Kita semua sangat vulnerable terhadap maling-maling ini. Maka hanya kita sendiri yang bisa menghentikan 4 maling produktivitas berikut ini:

  • Tidak bisa bilang NO
  • Takut kekacauan
  • Poor health habits atau kebiasaan yang tidak mau jaga kesehatan
  • Lingkungan yang tidak mendukung

1. Tidak bisa bilang NO.

Pada dasarnya di dalam hidup kita ada banyak sekali gangguan yang seliweran di depan mata. Ada yang minta tolong, ada yang minta perhatian, ada undangan rapat, ada BB, ada email, ada begitu banyak hal. Sangat gak gampang untuk bisa fokus ke SATU hal yang benar-benar penting bila semua gangguan ini tetap ada.

Saya ingat ke seorang pebisnis di kota saya. Beliau sibuk sekali. Selalu berada di tokonya, mengurus sendiri tokonya. Beliau kerja dari pagi sampai malam. Lebaran dan tahun barupun tetap buka!! Makan suka telat. Bahkan sekali pegang telepon bisa langsung 4 buah sekaligus.

Saya melihat sendiri bagaimana dia meng-handle 4 telepon SEKALIGUS, sungguh! Ini bukan role model kita.

Namun rumusnya ternyata simpel. Saat kita mengatakan Yes pada sesuatu, kita juga harus mengerti bahwa sebenarnya kita mengatakan NO pada hal lain. Karena sebenarnya untuk mendapatkan sesuatu, harus ada hal lain yang juga kita lepaskan.

Saat mau sukses, kita harus fokus ke SATU hal yang kecil. Saat kita fokus ke SATU hal saja, maka ada BANYAK sekali hal yang kita harus berani bilang NO.

Steve Jobs memberikan contoh yang bagus sekali. Saat dia kembali ke Apple di tahun 1997, dia menyimpelkan product apple yang kebanyakan. Dari 350 product, jadi hanya 10 saja. Itu berarti mengatakan NO pada 340 product. Belum lagi proposal-proposal baru yang pasti terus diajukan.

Jadi fokus itu bukan saying Yes, tapi saying NO. Saya ingat kutipan dari Warren Buffet. Beliau mengatakan, “Dalam bisnis saya, kata-kata terpenting adalah NO. Saya bisa duduk seharian melihat begitu banyak proposal dan mengatakan NO, NO, NO, NO, NO, NO, NO. Sampai saya lihat apa yang saya sungguh-sungguh inginkan, baru saya bilang YES. Baru saya untung besar.”

Mahatma Gandhi mengatakannya juga dengan sangat baik, “NO yang diucapkan atas dasar yang jelas, jauh lebih baik daripada Yes yang cuma sekedar untuk menyenangkan orang lain. Lebih parah lagi kalau bilang Yes cuma untuk menghindari masalah.”

Bill Cosby juga ngomong sangat bagus, “Saya nggak tau resep sukses. Namun saya tau pasti bahwa resep gagal adalah mencoba menyenangkan semua orang.”

Karena saat kta mencoba untuk menyenangkan semua orang, ada satu orang yang akhirnya tidak senang, diri kita sendiri.

Namun tetap orang di sekitar kita butuh jawaban kita. Butuh waktu dan pandangan kita. Maka ada beberapa cara yang bisa kita pakai agar kita bisa melayani mereka, namun tetap bisa fokus. Misalnya:

  • Memberikan jawaban berupa pertanyaan agar bisa dijawab sendiri
  • Menunjukkan arahnya agar dia bisa mencari sendiri
  • Merangkum rangkaian jawaban dari pertanyaan yang sering ditanyakan
  • Membuat video petunjuk untuk semua hal-hal yang rutin
  • Menunjukkan buku / orang lain yang bisa membantu.

Satu cara yang mungkin paling dramatis, namun efektif adalah menimbang. Coba timbang, apakah orang yang membutuhkan waktu kita berkaitan dengan SATU hal yang mau kita tuju? Bila iya, silakan temui. Bila tidak, maka kita bisa menggunakan cara-cara di atas.

Waktu adalah sumber daya yang terbatas. Saat kita bilang NO pada banyak hal, maka kita bisa mengatakan YES pada SATU hal yang benar-benar penting dan bisa mengubah hidup kita.

2. Takut pada kekacauan

Saat kita hanya mengurus SATU hal dan hanya fokus ke sana, jelas ada banyak hal yang tidak bisa kita urus. Ada banyak hal yang tidak mendapat perhatian. Namun semua kekacauan itu bukan berarti kita lantas kembali mengurus semua hal dan mengabaikan SATU hal yang paling penting.

Akan selalu ada banyak hal yang mau merenggut perhatian dan waktu kita. Maka sebaiknya kita sadar. Saat kita fokus pada SATU hal yang paling penting, maka chaos / kekacauan pasti bisa terjadi.

Banyak orang yang akan bertanya, “Saya punya anak, saya tidak bisa block waktu” atau “Saya harus jaga orang tua” atau banyak alasan lain yang memang logis.

Memang situasi kita masing-masing berbeda-beda. Ada yang harus antar jemput anak, harus masak, harus rapat dengan bos, harus melayani client, dll. Bila ini terjadi maka kita harus tukeran waktu dengan orang lain. Usahakan agar tetap bisa blokir waktu.

Jadi mereka mengamankan waktu untuk kita, dan kita mengamankan waktu untuk mereka. Terserahlah, mau memohon, meminta, membayar, harus kreatif, yang penting bisa. Jangan mau jadi korban atas situasi sendiri.

Saya belajar nasehat bagus dari ibu Gary Keller, “Saat kamu sibuk berasalan dengan semua kesulitanmu, maka itulah yang akan tetap kamu dapatkan.” Nasehat yang luar biasa!!

3. Tidak punya kebiasaan hidup sehat

Hak, ini menarik sekali!

Ada satu pertanyaan yang perih, namun sangat menyadarkan kita. “Bila kita tidak mau menjaga kesehatan kita, di manakah kita akan tinggal?”

Saat kita tidak mau mengelola energi dan kesehatan, maka ini akan menjadi pencuri dari produktivitas kita. Boro-boro mau kerja dan produktif kalau sakit kepala terus, kalau sakit gigi, kalau sakit pinggang, kalau gula darah naik, dll.

Saat kita tidak mau menjaga kesehatan, sebenarnya kita sedang meminjam waktu yang tersisa dari masa depan.

Tinggal tunggu waktu, entah ‘pelan-pelan kehabisan bahan bakar’ atau langsung ‘habis’ beneran.

Ini kesalahan yang paling sering dilakukan oleh banyak orang. Mereka tidak mengerti bahwa mereka harus fokus ke SATU hal yang paling penting. Mereka mengerjakan terlalu banyak hal sekaligus. Mereka super sibuk dan ‘mengkonsumsi’ dirinya sendiri. Memakan dirinya sendiri hidup-hidup. Mereka mencari kesuksesan dengan ongkos kesehatan sendiri.

Lama kelamaan, ini menjadi hal yang sudah biasa. Meminjam umur menjadi hal yang sudah standard. Mereka merasa bahwa saat nanti sudah mencapai goal, nanti judi kesehatan ini bisa terbayar. Mereka merasa nanti saat sudah tidak sibuk, mereka bisa menikmati lagi kesehatan yang sudah mereka ambil.

Maka mereka telat makan, tidak tidur, tidak sarapan, tidak mau olah-raga, dll. Kesalahan fatal!

Jelas untuk berprestasi butuh high energy. Maka kita harus belajar bagaimana cara mendapatkan dan menjaganya.

Kita mesti membiasakan meditasi dan bersyukur. Lalu makan pagi. Karena memulai hari tanpa makan pagi sama saja naik mobil dengan bensin sedikit. Gak akan bisa jauh. Apalagi kalau naik mobil dengan bensin kosong.

Maka kita biasakan olahraga dan jaga kesehatan tiap hari. Bukan hanya kesehatan fisik, juga kehidupan di rumah. Kita biasakan mencium dan memeluk anak, orang tua. Ketawa sama mereka.

Kita tidak bisa kerja terus lalu berharap nanti saat mereka sudah besar, maka kita bisa berlibur sama mereka. Membayar waktu yang hilang. Liburan bersama anak yang sudah remaja sama sekali tidak bisa membayar kehilangan waktu di saat anak bertumbuh tanpa orang yang dia cintai!

Maka kita harus bisa counterbalance. Saat sudah kerja keras, main juga. Work hard and play hard!!

Kita bahkan tidak perlu merencanakan hari yang sempurna. Cukup merencanakan separoh hari saja. Saat pagi hari kita sudah sangat produktif dan bersemangat, maka sisanya akan mengalir dengan sangat gampang! Itu adalah momentum dari energi positif.

4. Lingkungan yang tidak mendukung

Kita harus punya lingkungan yang mendukung. Ini jelas! Seperti yang selalu Pak Tung ajarkan. Kita adalah rata-rata dari 5 orang di sekitar kita. Baik itu kecerdasannya, hartanya, kebahagiaannya, kemampuan mengambil resikonya, kesehatannya, dll.

Apalagi yang namanya sikap itu pasti menular. Walaupun kita merasa diri kita sangat kuat, tidak ada yang sanggup menahan pengaruh negatif selamanya. Sikap yang negatif akan dengan cepat menghisap stamina dan daya tahan kita.

Bahkan Prof. Nicholas A Christakis (Harvard) dan Prof. James H. Fowler (Uni of California, San Diego) menuliskan di bukunya tentang hal ini. Di tahun 2007 ada penelitian. Bila salah satu teman dekat kita mengalami obesitas, maka kita punya kemungkinan 57% untuk mengalami obesitas juga.

Kenapa? Karena orang yang kita lihat menjadi standard bagi kita akan apa yang pantas. dan benar. Maka bila partner kita suka makan makanan yang berminyak dan tidak bisa menjaga kesehatan, maka besar kemungkinan kita akan terpengaruh.

Diteliti juga, anak-anak yang bergaul dengan teman-teman yang cerdas, nilainya juga ikut terdongkrak. Seperti yang Pak Tung bilang, hati-hati bergaul sama siapa. Bergaul sama preman, pasti jadi preman.

Tidak ada orang yang sukses sendiri, dan tidak ada yang gagal sendiri juga. Bila lingkungan kita banyak gangguan, maka sebaiknya cepat-cepat ubah lingkungan kita. Entah ubah orangnya atau tempatnya. Karena lingkungan itu terdiri dari 2 hal, “Orang” dan “Tempat”.

Analogi yang bagus itu seperti ini. Kita bisa membayangkan bahwa kita lagi berusaha menurunkan berat badan, namun tiap hari kita lewat di koridor yang isinya makanan semua!

Maka sebaiknya kita mulai menyingkirkan semua hal yang bisa mengganggu konsentrasi. Misalnya TV, koran, dll. Saya senang saat Pak Tung cerita, bahwa kalau sudah terlalu banyak melenceng, maka beliau sengaja stop langganan koran selama 3 bulan.

Nah, Lily Tomlin mengatakan, “Jalan menuju kesuksesan selalu sedang dalam perbaikan.” Jadi kita akan terus teralihkan. Tugas kitalah mengaspal dan membuat jalan itu sendiri. Kita tanggung-jawab sama diri kita sendiri.

Salam Dahsyat!