Sama seperti banyak remaja kebanyakan, saya tuh dulu bandel juga. Rambut saya tuh walaupun rapi, tapi poninya kalau ditarik ke depan bisa sampai ke dagu! Panjang banget. Yah, namanya juga anak muda. Salah satu kebutuhan dasar manusia itu kan pengen unggul / significant.

Itu makanya beberapa anak muda suka punya rambut pirang, merokok, berantem, atau bahkan seks bebas. Karena di sekolah gak bisa unggul. Di rumah dianggap bodoh melulu, dianggap bandel pula. Kalau ga bisa unggul di pelajaran atau di rumah, ya unggul di hal yang nggak sehat.

Bahkan di luar boro-boro dianggap pinter, malah digoblokin mulu. Terus mau unggul di bidang apa donk? Padahal kebutuhan dasar yang namanya ‘unggul’ itu mesti terpenuhi, baik dengan cara yang sehat atau yang enggak. Harus, kudu, wajib!

Sekedar nanya, anda membuat anak / staff anda merasa unggul di bidang apa?

Jadi gimana nasib poni saya tadi? Nggak mempan deh ditangani sama guru wali kelas. Beliau sudah nyerah. Kasusnya langsung ke kepala sekolah, yang punya reputasi killer dan bisa mendiamkan ribuan anak hanya dengan pandangan mata!

Beliau langsung ngotot, “Ronald, coba kamu baca nih peraturan sekolah. Rambut mesti rapi.”

Saya membales dengan manis, “Ya betul, bu. Bagian mana dari peraturan yang saya langgar? Rambut mesti rapi kan? Bukan panjang. Di sini gak ketulis soal panjang lho. Coba ibu lihat nih rambut saya, “ sambil nunjuk ke rambut saya, yang tiap hari dikasih minyak rambut setengah botol.

“Kurang rapi apa, bu?” tambah saya.  “Kalau rambut saya gak rapi, rambut anak-anak lain apa namanya? Coba deh ibu cariin rambut anak lain yang lebih rapi. Kalau ibu ketemu yang rambutnya lebih rapi daripada saya, saya langsung potong nih rambut di depan ibu.”

Kontan aja si ibu langsung terdiam manis. Akhirnya si ibu nyerah dan ngomong baik-baik sama saya. Ngomong pelan dan mengalah. Lalu beliau keluar dari kantor. Saya juga dibebaskan buat balik ke kelas dan gak perlu potong rambut.

Bukannya senang karena dilepas. Saya lalu minjem gunting sama temen, lalu balik ke kantor kepala sekolah buat ngasih potongan poni ke beliau.

Kenapa saya yang bandel juga takluk? Karena saya diomongin baik-baik. Karena beliau mengalah. Karena saya merasa sudah didengarkan dan dimengerti.

Buat anda yang punya anak atau staff. Kapan anda mendengarkan mereka? Atau anda hanya MERASA sudah mendengarkan? Ayo jujur-jujuran.

Kapan anda mau duduk dan membuat mereka merasa benar? Bukan anda yang merasa benar lho. Itu kuncinya!

Kapan?

Salam Dahsyat!

 

Anda boleh menggunakan artikel ini di newsletter, website atau publikasi, dengan syarat tetap melampirkan kalimat lengkap di bawah dengan link aktif ke website:

Copyright, Hendrik Ronald. Digunakan dengan izin. Hendrik Ronald adalah Trainer dan Coach Service Excellence. Untuk mendapatkan pelatihan dan artikel lainnya, silakan kunjungi www.HendrikRonald.com