Suatu hari saya mendengar Aa Gym di TV, beliau bertanya, “Pernahkah saat anda naik motor atau mobil, tiba-tiba dipotong oleh orang lain? Memotongnya sembrono, dengan suara knalpot sangat kencang, seolah tidak ada sopan-santun sama sekali?”

Para pendengar menjawab, “Ya pernah. Sering!!”.

Aa Gym berkata lagi, “Nah lain kali saat terjadi lagi, coba bayangkan orang tersebut sebenarnya sedang kebelet. Semakin ngebut dia, bisa jadi dia semakin kebelet”.

Saya tertawa geli mendengarnya. Sekarang saat ada motor / mobil memotong, saya dan istri akan  ngomong begini, “Pasti lagi kebelet banget tuh. Soalnya, ngebut banget. Pasti udah goyang-goyang tuh (maaf) pantatnya. Bisa jadi malah udah mulai (maaf) kecipirit tuh!” Akhirnya, kami malah tertawa geli dan senang karena dipotong.

Ternyata manusia itu bisa mengendalikan emosinya dengan gampang.

Di zaman galau ini, begitu banyak dari kita yang merasa sulit menguasai emosi. Lagi galau nih, begitu pembelaannya.

Sebenarnya kata-kata dan emosi kita sangat berhubungan. Di saat kita bilang, “Saya benar-benar ngamuk, kamu membunuhku!”, emosi kita langsung mendadak naik. Sangat naik.

Namun bila kita ganti kata-kata “ngamuk”, “membunuh” dengan kata-kata lain, seperti, “semangat”, hasilnya akan beda.

Misalnya kita bisa bilang, “Saya jadi semangat nih!” Emosi kita akan berubah.

Ubah kata-katanya, maka emosinya akan berubah!!

Praktek yah. Salam dahsyat!

 

Anda boleh menggunakan artikel ini di newsletter, website atau publikasi, dengan syarat tetap melampirkan kalimat lengkap di bawah dengan link aktif ke website:

Copyright, Hendrik Ronald. Digunakan dengan izin. Hendrik Ronald adalah Trainer dan Coach Service Excellence. Untuk mendapatkan pelatihan dan artikel lainnya, silakan kunjungi www.HendrikRonald.com