Dulu, waktu saya masih SMA, sedang ‘panas-panasnya’ IRC (Internet Relay Chat). Buat yang ga tau, itu tuh chat room zaman dulu. Biasanya kalau sudah malam minggu, jari-jari saya bisa serasa terbang di atas keyboard. Bisa ngobrol dengan 12 orang sekaligus!!

Gak lama kemudian muncul sebuah teknologi lainnya, namanya ICQ (bacanya I Seek U), sebuah sistem instant messenger.  Sound effect-nya keren banget, saat ngetik bisa persis seperti suara mesin ketik. Apalagi suaranya diputar di speaker desktop segede gambreng. Mantep dah! Serasa punya komputer paling canggih sejagad.

Tentu saja Yahoo Messenger ga tinggal diam. Ga tau kenapa, orang-orang malah pindah ke Yahoo Messenger yang gak lebih bagus (opini pribadi). Sebagian lagi pindah ke MSN Messenger. Tentu saja anda semua sudah tau akhirnya ceritanya.

Mereka semua ‘dikipas’ habis oleh teknologi dahsyat dari Canada. Sebuah handphone yang tombolnya banyak banget. Kalau sudah pakai handphone ini kesannya sibuk luar biasa. Seperti executive aja. Padahal ternyata lagi BBM-an!!

Tentu saja saya ga mau ketinggalan, berbekal duit 5 jutaan, saya membeli sebuah Blackberry 8320! Bisa nerima email di handphone… ASTAGA!!!!! Ternyata begini rasanya ‘semedi’ di kamar mandi sambil email-emailan, hihihi.

Namun seorang kakek-kakek pendiri Intel bernama Andrew Grove, ternyata bisa menjelaskan femomena ini. Beliau mengatakan “Success breeds complacency. Complacency breeds failure. Only the paranoid survive”. Ternyata sukses itu melahirkan kepuasan (baca: kesombongan), dan kesombongan itu melahirkan kehancuran. Ternyata di setiap kesuksesan ada bibit kehancuran!

Buktinya BBM pun sekarang sudah mulai agak kabur-kabur. Namun saya senang saat mereka memutuskan untuk membuka BBM di iPhone dan juga Android. Mereka mau berubah. Mau ‘membakar jembatan’ sendiri.

Hanya yang paranoid (baca: tidak pernah puas) yang bertahan hidup. Siklus ini bukan hanya terjadi di IRC dan kawan-kawannya. Masih ingat dengan Motorola Star Tac yang legendaris? Digiling dengan mulusnya oleh Nokia, handphone sejuta umat. Nokia pun disenggol oleh Blackberry. Blackberry disenggol oleh iPhone yang kemudian disalip oleh Android  Sudah terlalu banyak yang ‘tertendang’ oleh kesuksesan sendiri.

Richard Branson dari Virgin Airline punya pendekatan berbeda. Saat mendapat penghargaan “Best Business Class Seat”, mereka sudah sibuk melakukan riset untuk mengalahkan diri sendiri.

Nah, menurut anda sekarang kita harus gimana donk?!? Apa langkah kita berikutnya? Puas dan senyum-senyum atau….. ?

Ayo share apa yang anda mau lakukan. Share di twitter dan mention saya @HendrikRonald

Salam Dahsyat!

 

Anda boleh menggunakan artikel ini di newsletter, website atau publikasi, dengan syarat tetap melampirkan kalimat lengkap di bawah dengan link aktif ke website:

Copyright, Hendrik Ronald. Digunakan dengan izin. Hendrik Ronald adalah Trainer dan Coach Service Excellence. Untuk mendapatkan pelatihan dan artikel lainnya, silakan kunjungi www.HendrikRonald.com