Jujur Itu P-E-N-T-I-N-G!

Honesty

Beberapa orang menganggap jujur itu sulit. Sebagian orang merasa itu gak mungkin. Namun apabila kita ingin memperbaiki service, ada baiknya kita jujur. Bagaimana mau memperbaiki service kalau tidak jujur dengan kondisi yang ada sekarang? Dengan jujur, kita tau dari mana kita harus mulai.

Misalnya saja ada orang yang ke dokter, sebenarnya dia banyak panu. Tapi karena malu, dia ngaku ke dokter sakit kepala. Gimana mau sembuh, coba?

Namun kalau dia mau jujur, maka sang dokter bisa mulai membantu, “Biasanya mandi di mana? Di kamar mandi atau di kali? Biasanya mandi pakai sabun atau langsung pakai handuk? Handuknya dicuci nggak?

Nah, sama. Bisnis juga harus jujur. Saat mau jujur, baru bisa dibantu. Pengalaman saya sebagai konsultan, bisnis yang mau buka-bukaan dan jujur dari awal, akan berkembang jauh lebih baik. Namun bisnis yang ngomong, “Gak usah ngomong di depan Pak Ronald, malu!” bakalan gak gampang untuk maju.

Nah ada beberapa hal yang kita perlu jujur. Jujur banget.

1. Jujur Pertama. 

Apa cara kerja kita sudah sesuai visi misi? Buat yang belum tau visi misi itu apa, ini kursus kilatnya. Visi adalah tujuan dari perusahaan. Misi adalah cara mencapai tujuan itu.

Jadi misalnya, visi seorang tukang bakso adalah menjadi bakso paling laris di kotanya. Perhatikan, tukang bakso juga perlu visi lho. Maka misi / caranya bisa jadi:

  1. Memberikan bakso yang rasanya konsisten, selalu sama dengan resep asli.
  2. Banyak jualan jajanan kecil yang murah meriah, seperti kerupuk, telur, sate kerang, bakwan, dll
  3. Bersih!

Tuh lihat, tukang bakso aja gak perlu perang harga. Kalau ada tukang bakso yang sungguh bisa menjalankan visi misinya seperti di atas, saya yakin bisa ramai.

Kembali ke visi misi. Ini poin penting, visi misi perusahaan kita itu sebenarnya berguna dan masuk akal gak sih?

Beberapa dari kita membuat visi misi dengan patokan kata-katanya kelihatan / kedengeran canggih. Namun setelah dibaca, gak ada yang ngerti dengan visi misi itu. Para manager bingung, bahkan bos aja bingung, “Dulu apa maksudnya yah saya buat itu?” Ngeselin ga sih? Itu kan patokan kita, ke arah mana kita harus kerja. Ngapain dibuat ribet-ribet, hoy!

Nah, kalau visi misi anda jelas seperti tukang bakso di atas, seluruh karyawan tauharus menuju ke arah mana. Jelas harus bekerja seperti apa. Jelas harus bersikap seperti apa. Mereka tau bahwa:

  1. Rasa bakso harus konsisten
  2. Banyak jajanan kecil yang murah meriah dan enak
  3. Selalu menjaga kebersihan bakso. Jaga kebersihan piring sendok. Jaga kebersihan WC. Jaga kebersihan meja makan. Jaga kebersihan tempat usaha.

Jelas banget, kan?

Apakah visi & misi di perusahaan kita sudah jelas? Atau cuma buat keren-kerenan doank? Ayo kita jujur…..

Lebih jujur lagi, tau ga sih apa visi misi perusahaan kita sendiri?  ^______^

Kalau belum punya visi misi, ayo buat sekarang juga!!

2. Jujur Kedua.

Prosedur di perusahaan kita itu, ‘enak di kita’ atau ‘enak di customer’? Paling bagus ya ‘enak di dua-duanya’. Kalau mesti pilih salah satu, pilih yang enak di customer.

Pernah nginap di hotel? Sebenarnya kalau kita sewa kamar 1 malam, jatah kita itu seharusnya berapa jam? 24 jam?!? Tapi prakteknya kan ga kaya begitu.

Tidak perduli tamu check in jam 10 pagi, jam 2 siang, jam 10 malam, jam 2 pagi, tetap aja check out jam 12 siang.  Kadang kamar baru dinikmati 10 jam, eeh sudah dipaksa check out. Betul kan? Apa itu adil??

Sebenarnya kenapa hotel menerapkan prosedur begitu? Simpelnya…. ya supaya gampang di pihak hotel (sebagai salah satu pemilik hotel, saya ngaku deh).

Raffles hotel di Dubai sangat pengertian terhadap tamunya. Setiap tamu suite mendapatkan jatah menginap selama 24 jam!! Masuk jam 10 malam, check out yah jam 10 malam di hari berikutnya!

Enak? Kalau kata guru saya, “Nak Nan!” (alias Enak Tenan).

Ini baru namanya prosedur yang enak di pihak customer! Setuju kan?

3. Jujur ketiga.

Apakah kita sudah menghargai karyawan kita? Karyawan itu kerja bukan cuma untuk uang. Mayoritas karyawan kerja mencari suasana kerja yang menyenangkan. Mayoritas dari mereka mencari leadership yang bagus. Sangat sedikit yang bekerja hanya untuk dibayar lebih tinggi.

Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah “didengarkan dan dihargai”. Semua manusia perlu mendapatkan pujian, “Good job!” saat dia berbuat baik. Perlu diakui! Sehingga dia tau apakah yang diperbuat itu sebenarnya bagus atau tidak.

Bila sudah bekerja ‘Semangat 45’, namun tetap saja bos bersikap “cool” maka sang karyawan juga akan kembali “cool”. Dia akan tidak lagi semangat. Dia akan berusaha mencari cara lain agar bos mau memberikan perhatian. Karena di pikirannya, berarti bos sebenarnya bukan mencari ‘Semangat 45’, dia terus mencari dan mencoba berbagai cara lain.

Ketika setelah berjuang, pujian tidak kunjung datang. Yang terus datang cuma omelan dan disalahkan saat dia salah, apa yang akan terjadi?!?

Murah hatilah kepada karyawan kita, kawan kita, anak kita, orang tua kita dan semua orang sekitar kita. Puji bila dia melakukan hal yang bagus. Dia pasti akan berusaha melakukan hal bagus itu lagi dan lagi.

Kenapa kita harus memuji karyawan kita? Karena mereka yang melayani customer kita!! Kalau kita tidak pernah memberi service yang bagus kepada staff kita, bagaimana dia mau memberi service yang bagus kepada tamu?!?

Masuk akal?   ^_____^

Itu sebabnya Tony Fernandes, CEO Air Asia mengatakan, “Customer itu prioritas nomor 2. Karyawan prioritas nomor 1. Saat kita merawat karyawan dengan baik, maka dia akan merawat customer dengan baik”

Bila kita sudah bisa jujur terhadap 3 hal dasar ini, maka saya yakin usaha kita pasti bisa berkembang J-A-U-H lebih baik. Selamat jujur-jujuran, yah!

Take action, miracle happen!!

Salam Dahsyat!!

 

Anda boleh menggunakan artikel ini di newsletter, website atau publikasi, dengan syarat tetap melampirkan kalimat lengkap di bawah dengan link aktif ke website:

Copyright, Hendrik Ronald. Digunakan dengan izin. Hendrik Ronald adalah Trainer dan Coach Service Excellence. Untuk mendapatkan pelatihan dan artikel lainnya, silakan kunjungi www.HendrikRonald.com