Kurangi, Hemat, Kurangi!!!

cost cutting

Hak, mau mandi, tapi sabunnya cuma 1 doank? Ini hotel serius gak sih? Kasurnya ada dua tapi sabunnya cuma S-A-T-U? Terus teman saya mau mandi pakai apa? Artinya harus nelpon ke petugas lagi untuk minta sabun?”

Walaupun hati mau berusaha sabar, tapi pikiran serasa gak bisa di-stop. Mikirnya yang aneh-aneh, suara dan gambar muncul sendiri, “Ini yang punya hotel pasti orangnya bengis dan pelit. Masa sih sabun cuma dikasih satu!” Yang kebayang itu managernya pasti punya taring & tanduk di kepalanya.

Yak, sudahlah… Masalah sabun relakanlah….. Ikhlaskanlah. Siapa tau tadi itu cuma kelupaan doank. Petugas hotel kan juga manusia. Maka hati bisa bersabar.

Sesudah mandi itu enaknya santai dan berhangat-hangat. Maka langsung bongkar lemari untuk mencari sendal. Emosi langsung naik lagi melihat sendalpun cuma satu! S-A-T-U!!!! Berarti sabun yang tadi cuma satu itu bukan kelupaan, tapi memang hotel ini pelit dan gak berperasaan. Wajah bengis, bertaring dan bertanduk si manager muncul lagi.

Masa sih harus telepon lagi cuma buat minta sendal doank? Buat sebagian orang nelpon itu gak ada masalah. Buat sebagian orang, nelpon itu beban besar. Apalagi biasanya nunggu petugas hotel ngantarin apa-apa itu lama. Nunggu sabun bisa 10 menit. Nunggu sendal? Ya sudahlah, daripada ribut sama hotel, mendingan mengalah aja. Gak usah pakai sendal. Biarlah teman tercinta yang pakai sendal.

Nah, sekarang waktunya kerja dan bersantai dengan komputer. Eh eh eh eh eh, ini password WiFi-nya apa yah? Kok nggak dikasih? Aaaaarrghhhhhhhhhhhh!!!!!!!!!!!

Ini hotel keterlaluan!!!

Kali ini gak bisa tahan emosi, langsung telepon ke reception untuk minta password. Katanya sebentar lagi diantarkan, namun ternyata 10 menit kemudian gak juga datang-datang. Niat kerja hilang. Yang ada cuma niat nge-gaplok.

Padahal kalau dipikir-pikir, sekarang siapa sih yang gak pakai WiFi? Hampir semua tamu pakai WiFi. Kenapa sih gak dikasih dari awal aja? Mau mengandalkan telepon dari tamu? Mau mengandalkan inisiatif petugas yang mau telepon ke tamu? Petugas hotel yang selalu sibuk. Yang sepertinya mau diajak ngomong aja susah, karena saking sibuknya.

Kadang kita sebagai pengusaha mau berhemat, namun berhemat di tempat yang tidak tepat. Beberapa hotel menghemat 1 potong sabun seharga Rp.300,- dan sendal seharga Rp.3000,- plus ngeprint password WiFi yang gak sampai Rp.100,-. Total yang dihemat Rp.3.400,- per tamu. Total kekesalan tamu? Hotel itu bisa kehilangan ratusan ribu sampai ratusan juta hanya gara-gara mau menghemat 3.400 perak!

Pendapat sang manager? Hemat Rp.3.400 dikali jumlah tamu dikali 30 hari per bulan sama dengan penghematan besar. Namun lebih penting mana pendapat manager dengan pendapat customer?

Bagaimana pendapat anda sebagai customer? Apa pendapat anda tentang hotel tersebut? Kalau perasaan customer ini dtumpahkan ke situs review hotel online seperti Agoda.com, kira-kira anda bisa menebak berapa score-nya. Padahal score ini sangat menentukan apakah tamu mau book atau tidak.

Hotel sebenarnya bisa berhemat di bidang lain. Misalnya pakai teknologi LED, bukan lampu biasa. Pakai recycled water untuk flush toilet dan siram kebun. Meminta setiap staff menjaga kebersihan tempat kerja dan mesin-mesin, sehingga kerusakan peralatan lebih minim.

Jangan berhemat di tempat yang menjadi hak customer. Ini tidak hanya berlaku untuk hotel, namun untuk begitu banyak bisnis. Hotel hanyalah salah satu contoh. Saya senang dengan gambar di bawah ini, karena penghematan di tempat yang tidak tepat sama saja dengan mengurangi revenue sendiri.

 

Cutting Cost

Sebenarnya cara menaikkan keuntungan itu kan ada dua. Mengurangi pengeluaran atau memperbanyak pendapatan. Menurut anda mana yang lebih baik?

Salam Dahsyat!!

Anda boleh menggunakan artikel ini di newsletter, website atau publikasi, dengan syarat tetap melampirkan kalimat lengkap di bawah dengan link aktif ke website:

Copyright, Hendrik Ronald. Digunakan dengan izin. Hendrik Ronald adalah Trainer dan Coach Service Excellence. Untuk mendapatkan pelatihan dan artikel lainnya, silakan kunjungi www.HendrikRonald.com