Perlukah Punya Produk Yang LUAR BIASA?

Great Product

Kebanyakan dari kita mencoba membuka usaha dengan latar belakang, “Produk kami beda lho! Gak seperti punya orang lain.” Apakah beda saja cukup? Untuk bisa lebih sukses, kita harus mempunyai “Nilai Tambah”. Bila orang lain mempunyai restoran, maka baiklah bila kita punya restoran plus fasilitas WiFi. WiFi adalah nilai tambah. Bila sudah banyak orang punya restoran dengan WiFi, maka WiFi bukan lagi nilai tambah. Namun nilai standard.

Maka sebagai nilai tambah kita sebaiknya punya Wi-Fi plus TV Cable. Agar bisa lebih sukses, kita harus punya nilai tambah. Apakah nilai tambahnya harus berupa teknologi? Tentu saja tidak. Nilai tambah yang penting adalah nilai tambah yang sangat dihargai customer. Misalnya di restoran, mungkin banyaknya stop kontak lebih penting daripada TV cable. Konsistensi rasa jauh lebih penting dibandingkan WiFi atau stop kontak sekalipun. Karena dalam bisnis restoran konsistensi adalah raja.

Namun apakah nilai tambah saja cukup?

Bila ingin benar-benar sukses, kita harus berinovasi. Apakah inovasi harus mendengarkan konsumen? Tidak harus! Konsumen tidak pernah meminta Nintendo Wii, sebuah konsol game yang begitu revolusioner. Yang kualitas graphicnya jauhhhhhh dari kata bagus. Jauh kalah kualitasnya dibandingkan Xbox dan Sony Playstation 3.

Nintendo Wii kualitas sound system-nya pun jauh di bawah pesaingnya. Wii ini bahkan memutar DVD pun tidak bisa. Tidak seperti Playstation yang bahkan bisa memutar BlueRay!

Playstation punya nilai tambah luar biasa, misalnya: graphic luar biasa, sound system luar biasa, bisa memutar blue ray, banyak koleksi gamenya. Namun apakah itu semua membuat penjualannya  bisa melebihi Nintendo Wii? Tidak. Bahkan Playstation harus merugi setiap kali unitnya terjual, karena saking tingginya cost produksi sebuah Playstation 3. Ini ironis. Sangat terbalik dengan nasib Nintendo Wii.

Selama 2 tahun masa liburan, konsumen di Amerika selalu kehabisan stock Nintendo Wii untuk hadiah Natal. Penjualannya sungguh luar biasa. Meledak-ledak. Apa yang membuat Nintendo Wii sukses? Kemampuannya untuk menarik “Yang-tadinya-bukan-konsumennya menjadi konsumennya. Ibu-ibu, remaja wanita, para tahanan di penjara, bahkan pasien penyakit stroke pun menjadi konsumennya.

Nintendo memilih untuk tidak mendengarkan pendapat umum, dan membuat sebuah konsol game yang benar-benar berbeda. Sesuatu yang tidak pernah diminta. Konsol yang gamepad-nya mirip seperti remote TV, dipakai dengan cara diayun-ayunkan. Bila anda main game tinju, maka peganglah remotenya dan lakukan gerakan meninju. Maka karakter di game akan ikut meninju. Bila anda main bowling, lalukankah gerakan seperti main bowling.

Karena inovasi ini, banyak orang yang sangat senang dengan Nintendo Wii. Pasien rumah sakit yang baru belajar bergerak, menggunakan Wii untuk latihan. Latihan yang menyenangkan. Anak-anak yang tadinya hanya duduk diam saat main game, sekarang bisa berkeringat dan jadi sehat. Ibu-ibu tadinya merasa game adalah hal yang rumit, “Ini pencetnya yang mana? Gimana cara geraknya?” Sekarang malah ikutan duduk main game.

Nintendo memilih inovasi yang “menurunkan cost” dan “meningkatkan inovasi”. Kebanyakan orang mengeluh bila ingin lebih maju dibandingkan kompetitor, kita harus melakukan sesuatu yang lebih wah, yang modalnya lebih besar.

Kita tidak harus mendengarkan suara kebanyakan orang. Henry Ford (pendiri Ford Motor Company) mengatakannya dengan sangat baik, “Bila saya bertanya kepada orang-orang apa yang mereka mau, mereka pasti mengatakan kuda yang larinya lebih cepat”.

Nah, apa yang harus kita lakukan? Berempati terhadap konsumen, letakkan diri kita di posisi konsumen.  Apa yang akan membuat hidup kita, sebagai konsumen, jauh lebih gampang dan menyenangkan? Bukan hanya apa yang gampang oleh pihak perusahaan. Karena sebenarnya, konsumen akan membeli apa yang membuat hidup mereka jauh lebih nyaman dan menyenangkan. Konsumen adalah juri terakhirnya!

Tirulah NatJet yang membuat usaha time-share pemakaian pesawat. Ini jauh lebih hemat dibandingkan memiliki pesawat sendiri, menyewa hangar dan memiliki karyawan sendiri untuk merawat pesawat. Berpikirlah untuk bisa membuat ‘yang tadinya bukan konsumen anda’, menjadi ‘konsumen’ anda. Siapa yang memakai pisau cukur? Laki-laki. Siapa yang tidak memakai pisau cukur? Wanita.

Gillete membuat pisau cukur untuk wanita!

Anda tidak harus mendengarkan pendapat kebanyakan orang kok.

Salam Dahsyat!

 

Anda boleh menggunakan artikel ini di newsletter, website atau publikasi, dengan syarat tetap melampirkan kalimat lengkap di bawah dengan link aktif ke website:

Copyright, Hendrik Ronald. Digunakan dengan izin. Hendrik Ronald adalah Trainer dan Coach Service Excellence. Untuk mendapatkan pelatihan dan artikel lainnya, silakan kunjungi www.HendrikRonald.com