Shame On You, Pak…. Wait… Wait…..Wait!!!

“Shame On You, Pak SBY!”

Itu lagi populer banget sekarang. Bahkan ada artist yang nge-tweet begini, “Dulu saya bangga punya photo ini, sekarang photo ini saya turunkan.” Terlihat di tweet itu ada photo artist itu bersama SBY & Bu Ani yang sudah diturunkan ke lantai.

Ada macam-macam hujatan. Misalnya, “Kerja 10 tahun, hancur semua dalam waktu 1 malam” dan aneka hujatan lainnya.

Shame On..

Sebenarnya kenapa rakyat Indonesia begitu ngamuk dan kecewanya sama SBY? Kalau dipikir-pikir kita semua sudah tau siapa dalang di balik semua ini. Harusnya kita semua ngamuk sama “sang dalang” yang berusaha dengan cara apapun agar bisa berkuasa. Baik berkuasa langsung maupun tidak langsung. Kenapa kita nggak kesel sama beliau? Kenapa malah SBY yang kita jadikan ‘sasaran tembak’? Apakah Pak SBY salah? Mungkin, bisa jadi. Namun kenapa bukan yang sumbernya yang kita ‘tembak’?

Saya bukan pakar politik. Jadi kita nggak akan membahas sisi politiknya, bisa jadi anda jauh lebih jago daripada saya. Kita bahas sisi hubungan manusianya yah! Kita bahas yang simpel-simpel aja.

Nah, kita kesel banget sama Pak SBY karena kita merasa dulu beliau baik dan membela rakyat. Sekarang kita berasumsi bahwa beliau jadi “jahat” sama rakyat. Kita ngamuk karena ada “hukum perbandingan”. Yang dulunya baik, sekarang nggak baik lagi. Kita geram karena kita sebenarnya sayang sama Pak SBY. Kita perduli sama beliau. Kita pengen bisa mencintai dan menyayangi beliau lagi.

Begitu pula dengan service. Customer anda cuma ngamuk karena dia membandingkan sama service yang lebih bagus yang dia pernah terima. Bisa jadi service bagus itu pengalaman beliau di tempat lain. Namun bisa jadi juga service bagus itu di tempat anda waktu dulu.

Dia kesel karena dia perduli. Dia geram karena dia pengen anda berubah. Dia nggak pengen anda jadi “jahat” Dia pengen anda jadi lebih baik. Dia bahkan jadi konsultan buat anda, gratis!

Namun sering kali customer yang seperti ini gak dihargai. Customer seperti itu malah dimarahi balik atau mungkin dicuekin. Nalar kita hilang saat menghadapi orang ngamuk. Kita membalas dan malah ikutan ngamuk.

Padahal customer yang ngamuk itu sebenarnya sayang sama kita, harusnya malah dihargai. Malah harusnya dipeluk dan disayang-sayang. Dia sampai rela mengeluarkan energi untuk anda. Karena marah itu capek, tau!

Nah, maka mulai hari ini. Mulai buat perjanjian sama diri anda. Sama karyawan anda juga. Bahwa setiap kali ada customer yang ngamuk, kita sayang-sayang. Kita ‘belai-belai’ dan ‘peluk-peluk’. Kalau perlu, kasih Service Extra, kasih hadiah karena dia sudah mau menunjukkan “Jalan Yang Benar” kepada kita, okay!!!

Nah, kalau kita bisa sayang lagi sama Pak SBY yang berusaha banget untuk jadi baik lagi…. Tentu saja pelanggan anda juga bisa sayang lagi sama anda yang berusaha untuk menjadi baik lagi   ^__^

 

Doa-untuk-SBY

 

Salam Dahsyat!!!

Anda boleh menggunakan artikel ini di newsletter, website atau publikasi, dengan syarat tetap melampirkan kalimat lengkap di bawah dengan link aktif ke website:

Copyright, Hendrik Ronald. Digunakan dengan izin. Hendrik Ronald adalah Trainer dan Coach Service Excellence. Untuk mendapatkan pelatihan dan artikel lainnya, silakan kunjungi www.HendrikRonald.com