Super Team = Super Power

Super Team

Kalau seandainya kita mengumpulkan sekelompok anak muda dari pasar lokal, lalu kita minta mereka untuk bertanding sepak bola melawan tim Manchester United, apa kira-kira yang terjadi?

Mungkin bukan kekalahan atau pembantaian lagi, tapi sungguh sebuah kekejaman.

Kalau misalnya di perusahaan, kita sembarang mengambil orang yang “kira-kira” cocok untuk bekerja di perusahaan dan disuruh bersaing melawan begitu banyak saingan di luar, apa yang terjadi?

Mungkin bisa saja perusahaan itu berjalan. Namun akan banyak ‘capek hati’, mungkin sehari maju lalu dua hari mundur.

Sering kali kita mempunyai ide yang begitu brilian untuk bisnis. Rasanya ide ini begitu diluncurkan  akan langsung membuat gempar ‘dunia persilatan’. Tapi begitu kita jalankan, apa yang terjadi?

Ternyata tidak gampang, kita terpaksa buat kompromi sana-sini. Setelah ide brilian itu berhasil diluncurkan, ternyata dunia tetap biasa-biasa saja. Tidak merespon sesuai dengan  keinginan kita. Orang seakan tidak perduli dengan promo kita. Akrab dengan perasaan ini?

Yang lebih seru lagi, gak lama kemudian kita melihat ada perusahaan lain yang menjalankan ide kita. Ternyata mereka sukses. Uuuughh!!

Ternyata ide itu murah. Kalau kata Mr. Tung, hanya dengan Rp.10,- bisa dapat 12 ide. Namun kemampuan eksekusi kitalah yang menentukan seberapa berhasil rencana kita.

Salah satu elemen dari eksekusi yang terpenting adalah mempunyai team yang tepat. Di saat anda punya team yang tepat, maka tentu saja nasib anda akan jauh lebih sukses. Daripada melatih 11 orang anak muda dari pasar, tentu saja akan lebih sukses hasilnya bila melatih 11 orang anak muda dari tim nasional Brazil misalnya.

Bagaimana cara merekrut orang yang tepat? Saya sarankan anda mendengarkan CD Leadership Revolution – Tung Desem Waringin. Bila boleh saya jelaskan secara singkat, kita tentukan dulu kriteria orang seperti apa yang kita mau.

Anggaplah saya mencari seorang staff untuk bekerja di hotel. Maka saya akan tentukan dulu kompetensi dan sifat dasar yang saya inginkan. Bila harus pilih salah satu antara kompetensi dan sifat dasar, maka pilih sifat dasar. Karena kompetensi bisa diajarkan. Namun mengubah sikap orang setelah dia dewasa, ini suatu tantangan tersendiri yang jauh dari gampang. Terlalu banyak usaha yang diperlukan.

Sebagai seorang hotelier, saya butuh orang yang punya sifat dasar:

  1. Hangat
  2. Berempati
  3. Optimis dan positif
  4. Team player
  5. Mau bekerja sampai selesai dan mengerjakan dengan cara yang benar

Kelima sifat dasar ini harus ada. Maka yang saya lakukan adalah membuka lamaran dan mencari sebanyak-banyaknya pelamar. Makin banyak pelamar makin bagus. Terserah mau pakai spanduk, koran, internet, BBM broadcast, Facebook, dll, yang penting efektif. Fokus pada yang efektif. Walaupun anda hanya butuh 2 orang, tetap kumpulkan pelamar sebanyak mungkin. 30 pelamar juga gak masalah.

Kenapa harus banyak? Karena di saat ada kompetisi, maka orang akan lebih berebut untuk mendapatkan kerja. Semakin sulit dan relevan tes-nya, semakin profesional perusahaan anda terlihat.

Baru setelah itu bersama-sama kita lakukan tes sesuai dengan 5 sifat dasar tersebut. Pertama kita tes, apakah karyawan tersebut hangat dan mau berempati. Misalnya di ruang tunggu pelamar, kita letakkan jumlah kursi yang lebih sedikit daripada jumlah pelamar. Lalu kita selipkan pegawai kita yang sudah agak tua / sedang hamil di antara pelamar. Coba lihat, siapa yang mau merelakan kursinya dan rela berdiri?

Rancanglah berbagai macam tes untuk sifat dasar tersebut. Lalu rancang juga tes sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.

Kita benar-benar melakukan tes sesuai dengan kebutuhan kita. Tidak lagi berlama-lama dengan masing-masing pelamar menanyakan pertanyaan yang sedikit / tidak ada hubungannya, misalnya, “Sudah berapa lama orang tua kamu bertani? Sawahnya punya sendiri atau orang lain.” Hadehh!!

Nah, lalu bagian yang paling penting sekarang. Setelah mendapatkan calon karyawan yang diinginkan, sering kali terjadi nego gaji. Karena gaji gak cocok, maka calon karyawan yang bagus tadi gak jadi masuk.

Karena kesan pertama terhadap perusahaan gak bagus, atau karena dipanggil oleh perusahaan lain, akhirnya mereka pindah. Aaaah…. sayang sekali. Terpaksa kita recruit ulang. Hasilnya mahal, makan waktu, kerjaan gak mulai-mulai.

Bagaimana cara mengatasinya? Bagaimana agar karyawan yang lulus tes ini mau bekerja untuk kita dan membuat perusahaan kita jadi lebih Dahsyat?

Anda ngomong di depan soal gaji. Anda ngomong blak-blakan di depan seluruh kandidat, “Ini adalah standard gaji di perusahaan kami.” Bagi yang tertarik boleh melanjutkan ke tes berikutnya. Bagi yang tidak bersedia boleh pulang. Ini bahkan kalau bisa disampaikan sebelum aneka tes dilakukan.

Selain itu tunjukkan juga apa sisi bagusnya perusahaan anda. Kasih tau kenapa mereka harus masuk ke perusahaan anda. Jadi sebelum jualan ke customer, jualan perusahaan anda dulu ke para calon karyawan.

Karyawan adalah orang pertama yang jatuh cinta pada perusahaan anda, baru customer anda. Begitu urutannya!!

Salam Dahsyat!

 

Anda boleh menggunakan artikel ini di newsletter, website atau publikasi, dengan syarat tetap melampirkan kalimat lengkap di bawah dengan link aktif ke website:

Copyright, Hendrik Ronald. Digunakan dengan izin. Hendrik Ronald adalah Trainer dan Coach Service Excellence. Untuk mendapatkan pelatihan dan artikel lainnya, silakan kunjungi www.HendrikRonald.com