Terbaik Di Dunia? – Part 5

Staff Ikan Bakar Bang Zul

Saya butuh nilai tambah yang lebih besar. Yang lebih banyak orang bisa menikmatinya. Sebagai seorang kinestetik, saya memang tidak bisa diam saat berpikir. Selalu mondar-mandir sambil melempar kunci di tangan. Entah sudah berapa ratus kali kunci itu terlempar-lempar. Kadang kalau tidak ada kunci, HP pun ikut dilempar-lempar. Syukurlah sampai sekarang selalu tertangkap!

Banyak berpikir ternyata lebih cepat membuat lapar daripada banyak gerak! Snack langganan saya adalah telur separoh matang dan roti bakar. Lalu saya terpikir, bahwa tamupun pasti sering kelaparan. Entah di tengah malam atau di sore hari. Kalau saya bisa kasih makan, pasti menyenangkan sekali.

Jujur, saya lebih senang bila mereka memesan di restoran. Namun saya tidak boleh egois. Kadang di sore hari seperti ini, orang hanya mau makan kecil. Lagipula restoran saya juga jauh dari ramai. Maka saya coba menerapkan jurus laundry gratis. Anehnya, setelah diberikan gratis,  justru revenue (pendapatan) dari laundry meningkat pesat! Saat sudah diberikan gratis, orang malah dengan senang hati membayar untuk mencuci sisa bajunya.

Maka saya berniat memberikan makan gratis. Sekalian untuk promo restoran saya yang dulu, “Ikan Bakar Bang Zul.” Diberikan dengan nama karyawan saya, Zul Effendy untuk menghargai usaha beliau yang luar biasa. Saat anda menghargai karyawan anda, percayalah merekapun akan jauh lebih menghargai anda.

Saya mencoba aneka menu yang modalnya kecil namun kesan nilainya besar. Saya memberikan kopi atau teh gratis untuk 2 orang. Lalu sebagai cemilannya, saya memberikan tahu goreng dan tempe goreng. Agar kelihatan banyak, maka tahu ini kami potong kecil-kecil. Lalu kami goreng dengan tepung lezat yang diracik khusus. Tepung yang bahkan sebelum digorengpun, bila dijilat rasanya sudah enak! Disajikan dengan saus sambal. Hasilnya sepiring PENUH gorengan yang enak dan sehat. Aha!

Maka setiap tamu yang check in sekarang mendapatkan 3 voucher. “Gratis Laundry”, “Gratis Cuci Mobil”, dan “Gratis Snack”. Lumayan juga. Saya tersenyum sendiri. Sekarang saya mencoba membayangkan bagaimana kalau diri saya yang menjadi tamu. Saat masuk ke hotel, saya disambut dengan senyum dan langsung dapat tawaran menarik. Mobil kotor saya akan  dicucikan. Bukan kucing-kucingan, namun resmi oleh pihak hotel. Waow. Gak pernah-pernahnya nih seperti ini.

Lalu saat saya masuk ke kamar dan membuka koper. Baju kotor saya diambil dan dicucikan. Sehingga yang tadinya bau berganti menjadi bersih. Sekarang saya bisa membawa pulang baju bersih! Ini akan memberikan senyum juga untuk yang berada di rumah. Istri atau pembantu sayapun akan senang dengan Hotel Angkasa, tanpa pernah menginap di sana!

Saat saya kelaparan entah di pagi hari, siang hari atau sore hari, saya bisa menyeberang jalan menuju ke Ikan Bakar Bang Zul. Restoran dengan gaya kedai kopi zaman Wong Fei Hung, sang pendekar china zaman dulu. Di mana saya bisa makan snack tanpa harus membeli apapun. Dengan suasana lesehan di lantai 2 dan banyak angin semilir bertiup, sungguh menyenangkan!

Yang anehnya, justru restoran saya tambah ramai. Kadang yang datang ke restoran saya bukan 1 atau 2 orang. Namun 10 sampai 12 orang. Tamu tersebut mengajak teman-temannya!!

Ah, saya semakin sadar. Ternyata saat kita memberi cukup banyak ke orang lain, kembalinya ke kita akan berlimpah berkali-kali lipat!

3 hal ini cukup membuat saya puas. Namun sekali lagi, saya butuh lebih dari ini. Saya butuh menyenangkan hati tamu lebih daripada ini. Saya tidak ingin tamu saya sekedar puas. Saya ingin mereka sangat bahagia dan merasa beruntung telah menginap di Hotel Angkasa.

Maka saya memberikan fitur ini kepada mereka… To be continued!

 

Anda boleh menggunakan artikel ini di newsletter, website atau publikasi, dengan syarat tetap melampirkan kalimat lengkap di bawah dengan link aktif ke website:

Copyright, Hendrik Ronald. Digunakan dengan izin. Hendrik Ronald adalah Trainer dan Coach Service Excellence. Untuk mendapatkan pelatihan dan artikel lainnya, silakan kunjungi www.HendrikRonald.com