Informasi yang kita terima sudah mulai overload. New York Times memperkirakan, kita terekspos ke sekitar 3.200 pesan komersial setiap hari. Di jalanan, di halte, di news ticker TV, dll. Tahun 2003 saja dalam 1 tahun record companies mengeluarkan 21.000 judul lagu. Siapa yang bisa mengikuti perkembangannya? Tidak ada!

Bagaimana band yang lagunya bagus sekalipun, tanpa didukung oleh promo yang besar bisa masuk ke retailer, stasiun radio, dan CD-nya bisa laris? Sulit sekali. Overload (kelebihan beban).

Karena pilihan yang semakin membanjir, orang tidak akan bisa tau dan mengerti semua pilihan yang ada. Maka customer mulai memilih yang paling bisa dipercaya dan kompeten atau tidak memilih sama sekali.

Ada analogi yang baik, bila kita berkenalan dengan 1 orang di pesta, kita akan mencoba mengingat namanya. Namun bila kita berkenalan dengan 6 orang sekaligus, kita hanya akan mengangguk mendengarkan suara yang masuk ke telinga kita.

Jadi kalau kita tidak bisa memecah ‘keramaian’ ini dan masuk ke dalam hati prospek kita, ini layaknya berbisik di saat badai.

Semakin lama semakin banyak pilihan dan semakin kompleks. Di dalam hukum fisika dikatakan bahwa setiap aksi menghasilkan reaksi. Situasi yang semakin kompleks membuat kita semakin ingin mencari ‘simplicity’. Dulu tidak ada yang perduli dengan simplicity. Sekarang siapa yang menginginkan simplicity? Semua orang! ini bisa kita lihat juga contohnya di berbagai produk Apple. misalnya iPad, iphone yang hanya mempunyai 1 tombol.

Sekarang semua orang berbicara dan kita tidak akan bisa mendengar. Jadi :
1. Jangan berbicara disaat semua orang berbicara. Beriklanlah di tempat yang lebih efektif di mana pesan anda akan terdengar.

2. Sampaikan sedikit. 1 buah poin bisa masuk lebih dalam

3. Sampaikan secara visual. seringkali kita tidak bisa mendengarkan begitu banyak suara, tapi kita bisa memperhatikan gambar dengan lebih mudah apalagi yang menarik.

4. Pastikan setiap kata-kata berharga, bila orang sadar bahwa kita banyak ngomong dan tidak ada isinya mereka akan berhenti mendengarkan.

Kesimpulan: untuk bisa didengarkan kita harus bisa mengatakan sesuatu yang berbeda, simple, dan visual.

Dikutip dan disempurnakan dari buku ‘Harry Beckwith – What Customers Love’

 

Anda boleh menggunakan artikel ini di newsletter, website atau publikasi, dengan syarat tetap melampirkan kalimat lengkap di bawah dengan link aktif ke website:

Copyright, Hendrik Ronald. Digunakan dengan izin. Hendrik Ronald adalah Trainer dan Coach Service Excellence. Untuk mendapatkan pelatihan dan artikel lainnya, silakan kunjungi www.HendrikRonald.com