Apakah Rumput Tetangga Memang Lebih Hijau?

New Employee Orientation

Pak Ronald, jangan kayak kucing deh!! Makanan kok diendus-endus dulu sih!” Begitu protes teman saya. Memang saya kalau makan itu suka mengendus dulu. Kalau baunya sudah enak, maka langsung dilanjutkan dengan berdoa dan senyum-senyum sebelum makan.

Kalau bau-nya aja sudah gak enak, biasanya dicicipin sedikit. Lalu saya minta ganti makanan yang lain. Sebenarnya sih ga perlu dicicipin, karena memang biasanya 100% benar. Kalau baunya sudah ga enak, pasti makannya juga ga selera.

Eh, saya baru kepikir, itu pasti bukan saya doank. Semua manusia juga pasti begitu yah! Hehehhee.

Saya tuh suka ditanyain, “Pak Ronald (panggilan saya memang Pak Ronald, bukan Pak Hendrik), cari karyawan tuh susah yah. SDM di daerah sini itu memang susah. Kalaupun sudah dapat, minta gaji tinggi. Kalau kerjanya bagus, gak apa-apa. Ini kerjanya aja busuk. Sudah gitu, baru kerja dua hari sudah keluar. Memang beda yah orang dulu sama orang sekarang.”

Kalau yang di luar Jawa suka ngomong gini, “Memang beda yah tenaga yang dari Jawa dengan yang ada di sini.” Mereka gak tau aja, yang di Jawa juga mengatakan hal yang sama! Beda versi doank.

Gini, pertama-tama perekrutannya memang sudah harus bagus dulu. Kalau yang direkrut kucing, terus diperah untuk menghasilkan susu, ya buyar grak! Usaha yang dikeluarkan untuk memerah susu kucing terlalu banyak. Kucingnya kesakitan, kita frustasi. Hasilnya gak sebanding dengan usahanya. Dilema berikutnya, apakah yang kualitasnya bagus gajinya pasti tinggi? Gak juga. Kalaupun harus dibayar tinggi gak apa-apa, asalkan hasilnya juga tinggi.

Masih ingat cara untuk merekrut karyawan yang saya jelaskan sebelumnya di “Super Team = Super Power”?

Kalau sudah perekrutan, berarti ada proses orientasi. Inilah proses yang sering kali dilewatkan atau dianggap remeh oleh perusahaan. Padahal hari pertama masuk ke perusahaan adalah hari yang paling penting. Inilah cinta pertama pada perusahaan.

Setiap orang mau bekerja di perusahaan yang tepat!

Namun sering kali karyawan baru ini, langsung disuruh baca SOP yang sudah kumal. SOP yang terdiri dari kumpulan kertas photocopy-an entah dari tahun berapa yang sudah menguning. Lalu duduk di pojokan di tempat yang mana lampunya pun sudah kedap-kedip. Maka itulah yang akan menjadi kesan pertama karyawan akan perusahaan anda!

Di hari ini, semua input yang masuk akan menjadi dasar dari pemikiran karyawan.

Apapun yang dikatakan oleh para karyawan lain tentang perusahaan anda, itulah yang menjadi pegangannya paling kuat. Kalau ada ‘duri dalam daging’ yang melaksanakan proses orientasi, maka tentu saja yang dikatakannya semua yang ga enak.

Misalnya, “Di sini kerja keras tuh gak dihargai” atau “Sudah gak usah rapi-rapi, santai aja. Pakai sendal jepit juga gak ada yang marahin kok“,

Mungkin lebih parah lagi ada yang ngomong begini, “Bos di sini gila duit. Kita disuruh kerja rodi. Asal loe tahan aja yah. Gua sih sudah lama nahan-nahanin. Karena gua butuh kerja aja nih!”

Menurut anda apa yang jadi patokan dia setelah di hari pertama itu? Dia akan berusaha membuktikan kebenaran itu. Mungkin sebagian karyawan baru bertanya-tanya, “Masa sih sampai seperti itu? Tapi…. kalau karyawannya aja bisa sampai ngomong kaya gitu, pasti memang perusahaan ini gak beres.

Kalau “bau” perusahaannya aja sudah ga enak seperti makanan yang suka saya endus, bagaimana mau jatuh hati dan setia? Ya kan? Kalau ada panggilan dari perusahaan lain, menurut anda dia bakalan pindah ga?

Itulah sebabnya Hortz Schulze, presiden Ritz Carlton pertama mau keliling dunia untuk menghadiri hari orientasi pertama karyawannya di cabang manapun. Beliau mau meletakkan dasar yang benar untuk hari pertama calon karyawannya.

Kalau  Hortz Schulze saja bisa punya waktu, bagaimana dengan anda? Itu sebabnya karyawan Ritz Carlton ada yang bekerja sejak tahun 1980-an. Ada yang sampai anaknya pun ikut bekerja di sana juga. Prinsip mereka, “We are ladies and gentlemen serving ladies and gentlemen.”

Salam Dahsyat!

 

Anda boleh menggunakan artikel ini di newsletter, website atau publikasi, dengan syarat tetap melampirkan kalimat lengkap di bawah dengan link aktif ke website:

Copyright, Hendrik Ronald. Digunakan dengan izin. Hendrik Ronald adalah Trainer dan Coach Service Excellence. Untuk mendapatkan pelatihan dan artikel lainnya, silakan kunjungi www.HendrikRonald.com