Siapa Itu Customer?

Saya butuh 37 tahun untuk tau rahasia ini. Semoga anda bisa sadar lebih cepat.

Sadar gak, bahwa anda sebenarnya memberikan makna pada masing-masing orang. Secara gak sadar, otak kita akan memberikan sikap default pada masing-masing orang. Apa gunanya memberi makna? Supaya otak besok-besok gak perlu mikir lagi, haru seperti apa sama orang itu.

Ada orang yang memberikan makna bahwa ibu adalah orang yang harus dibela dan dijaga. Maka sikapnya pada ibu pasti akan sangat protective. Ada yang memberi makna ibu ya cuma sekedar ibu yang dulu melahirkan. Maka sikapnya pasti rada cuek sama ibu. Kalau sempat yah ngobrol, kalau enggak yah sudah.

Begitu juga dengan pacar, istri, suami, anak, dll. Kalau mau hubungan anda dengan pasangan jadi bagus, coba lihat. Selama ini pasangan anda artinya apa? Kalau anda ubah artinya, pasti sikap anda berubah, pasti! Kalau sikap anda berubah, pasti hubungan juga berubah. Saya butuh 37 tahun untuk menyadari ini. Semoga anda bisa sadar lebih cepat yah.

Nah, sadar gak sadar, tiap orang juga punya arti yang berbeda-beda terhadap customer. Ada yang mengartikan customer sebagai orang yang suka curang dan mengambil kesempatan. Maka tempat usaha dia bakalan kaku, penuh aturan dan larangan. Secara gak sadar kalau dia ketemu sama customer bawaannya juga curigaan melulu.

Ada yang mengartikan bahwa customer itu raja. Maka dia akan menghamba separoh mati ke customer. Kadang dikerjain, kadang dibikin kesal, pokoknya mesti sabar. Karena dia adalah hamba dari sang raja yang bisa menginjak-injak dia. Customer mau bayar lama juga gpp.

Tentu saja kualitas hubungan customer dan kita juga akan bergantung dari cara kita mengartikan. Menurut anda, kalau hubungannya antara raja dan hambanya, apakah hubungannya bisa langgeng?

Apakah anda sanggup melayani begitu banyak raja dengan begitu banyak permintaan? Apalagi sang raja akan minta permintaan yang semakin lama semakin personal dan aneh.

Saya pribadi gak pernah mau mengartikan customer sebagai raja. Saya selalu mengartikan customer sebagai orang yang butuh pertolongan saya. Mereka lagi kesulitan, maka saya sebagai ‘tangan di atas’ akan menolong setulus hati. Saat menolong, saya dapat imbalan uang dan sekaligus pahala.

Kalau saya sedang menolong orang, maka saya akan bekerja gak cuma sesuai script. Saya akan melakukan sebisa saya, setulus hati. Sejauh customer itu mau dan bisa ditolong.

Apakah ada customer yang gak mau ditolong? Pasti ada. Saya biarin dulu.

Apa ada customer yang sudah mau ‘masuk lubang’ tapi tetap sombong? Pasti ada. Saya biarkan juga, karena ada saatnya nanti saya bisa membantu dia lebih baik.

Apa ada customer yang mau masuk jurang tapi ngeyel? Pasti ada juga! Kalau yang begini, saya akan super ngotot untuk tolong dia. Karena kalau saya gak nolongin, dia bakalan mati. Sebagian dari client akan separoh saya paksa untuk ditolong. Kalau gak, saya gak bakalan tidur tenang. Saya bakalan merasa berdosa kalau gak nolong. Kalau sudah begini, dia mau bayar secukupnya dulu juga gpp. Nantinya pasti Tuhan juga akan tolong kita.

Orang yang kita selamatkan itu justru biasanya bersyukur pada kita. Hubungan juga jadi jauh lebih baik.

Sisi baik yang paling saya suka adalah saat customer kecewa, kita dan team akan terus berjuang. Karena kalau customer gak puas, artinya dia belum tertolong. Dia masih butuh bantuan kita. Tolongin dia, sepenuh hati! Kalau customer ngeyel, artinya kita kurang banyak mengerti masalah dia. Jangan-jangan dia sakit kaki, namun kita kasih obat tangan. Bantu agar masalah dia selesai.

Saat kita berjualan dengan mental, “Saya sedang nolongin kamu”, maka orang juga bisa menilai niat baiknya. Orang tau bahwa kita bukan berjuang untuk diri kita sendiri, namun untuk dia. Kita mati-matian buat dia. Customer jadi jauh lebih responsif. Mereka respect & mau mendengarkan kita. Tentu saja mereka juga jauh lebih setia pada kita.

Namun itu adalah saya. Bagaimana dengan anda? Siapa customer bagi anda?

Salam Dahsyat!

 

Xcellence International

Building Culture – Leadership – Service – Sales – Motivation

Contact Renny at 08222 – 558 6547 / renny@xcellenceintl.com

Anda boleh menggunakan artikel ini di newsletter, website atau publikasi, dengan syarat tetap melampirkan kalimat lengkap di bawah dengan link aktif ke website:

Copyright, Hendrik Ronald. Digunakan dengan izin. Hendrik Ronald adalah Trainer dan Coach Service Excellence. Untuk mendapatkan pelatihan dan artikel lainnya, silakan kunjungi www.HendrikRonald.com