Bi-ro-kra-si!!

Uugggghhhh, baca judulnya aja udah nyebelin! Hihihihi. Siapa sih yang suka dengan birokrasi, ya nggak sih?

Saya yakin anda pernah ngurusin surat, entah itu KTP, SIM, passport, surat tanah atau bahkan yang lainnya. Mengurus yang harusnya cepat, bisa jadi molor-molor mulu. Alasannya bisa segunung sebukit toh? Entah orangnya sedang gak ada, suratnya kurang lengkap, atau aneka urusan lain. Sepertinya prinsip di tempat-tempat itu, “Kalau bisa diperlama, ngapain dipercepat?” Hehehehe.

Birokrasi

Nah, kita tinggalkan sebentar kantor-kantor nggak enak itu. Kita jalan-jalan sebentar ke………. kantor anda. Yak, kita ke kantor anda sebentar! Entah kantor anda itu kecil, besar, banyak orangnya atau sedikit. Namun saya yakin anda pernah juga mengalami SUSAHHH BANGET mau ngerjain satu hal doank. Mau ngurusin satu hal aja harus bertele-tele. Entah harus ada approval, orangnya malas, saling lempar pekerjaan, saling nyalahkan, atau yang lain.

Bisa jadi anda harus dapat approval dari bos dulu, atau mungkin manager yang belum setuju. Ternyata makhluk yang namanya bi-ro-kra-si juga ada dan hidup di kantor kita. Coba deh perhatikan, semakin lama di tempat kerja anda, pasti semakin banyak peraturan. Kadang mau nanya hal kecil, seperti slip gaji atau bonus aja rasanya ribet banget. Padahal itu kan hak anda. Anda yang sudah kerja keras sebulan penuh. Anda berhak banget untuk tau lebih jelas. Sepertinya entah kenapa ada banyak yang ditutup-tutupi.

Dulu, saat kantor anda masih kecil, gak perlu terlalu banyak peraturan. Semua orang tau apa yang mereka kerjakan. Sekarang bagaimana? Mulai muncul mesin absen. Mulai muncul segala macam peraturan, seperti misalnya telat lebih dari 15 menit langsung potong bonus. Bahkan kadang-kadang telat 1 menit sudah mulai ada penalti.

Lalu mulai muncul peraturan yang namanya Surat Peringatan. Ini sudah lebih seru lagi. Karena untuk ngeluarin surat ajaib itu, harus ada dasarnya. Dasarnya adalah peraturan perusahaan. Untuk bikin peraturan perusahaan itu, harus ada restu dari Disnaker. Panjang kan ceritanya!

Nah, si peraturan-peraturan itu juga makin lama makin kompleks. Rasanya mau ngapa-ngapain aja salah. Jadinya bukan lagi, “Apa aja yang dilarang?“, sekarang sudah ganti jadi, “Apa aja yang gak dilarang?” Betul gak sih?

Too many rules

Jelas ini bikin para karyawan jadi makin ‘ngap’. Sebenarnya bukan cuma karyawan yang ‘ngap-ngap’. Ternyata bos juga!!

Bos itu juga ternyata lebih banyak ngap-nya. Beliau juga pusing, karena makin lama tuntutan karyawan makin aneh. Ada tuntutan parfum, ikat pinggang, dll. Sedangkan kinerjanya belum tentu bisa diandalkan.

WAAAAIIIIIIIIITTTTTTTTTT!! Sebenarnya apa sih yang terjadi? Tunggu dulu. Kenapa sih kok jadi ribet begini? Kenapa sekarang makin lama prosedur makin panjang dan makin ribet? Kenapa peraturan makin hari makin banyak?

Eeeeh sebentar, pertanyaan di atas kurang tepat. Pertanyaan yang lebih sakti adalah, “Kenapa sih sebenarnya kita butuh birokrasi?

Yak, itu dia pertanyaannya!!

Sebenarnya aneka peraturan itu mulai muncul untuk mengurus orang-orang yang tidak tepat! Orang yang sebenarnya niat kerjanya antara ada dan tiada. Yang masuk kerja aja harus diingatin dan dipaksa. Yang kalau masuk kerja jam 9, dia bakalan santai-santai di rumah sampai jam 8.45. Habis itu baru ngebut ke kantor buru-buru dan akhirnya telat. Telat itu gak banyak-banyak, cuma 5-10 menit. Namun telat ini nyebelin. Peraturan itu ternyata dibuat untuk orang-orang yang seperti itu.

Karyawan telat

Prosedur sengaja dibuat ribet, harus banyak persetujuan dari kanan-kiri, supaya gak diselewengkan. Karena di tangan orang yang salah, begitu gak ada pengawasan, uang dari proyek akan masuk ke kantong sendiri. Karena orang-orang seperti itulah peraturan dibuat.

Birokrasi alias peraturan yang berlebihan, diperlukan untuk mengurus orang-orang yang salah!! Orang yang tepat nggak perlu aneka peraturan yang aneh. Mereka tau diri dan penuh semangat.

Coba perhatikan, peraturan baru, pasti munculnya karena ada karyawan yang bermasalah dan bikin tingkah.

Coba lihat kawan-kawan anda yang memang sudah bagus. Apa dia perlu diingatkan untuk datang kerja lebih pagi? Apa dia perlu diawasi supaya nggak ‘nyuri’ jam kerja kantor? Apa dia perlu di-motivasi supaya kerja lebih semangat?

Mari kita jujur-jujuran, sebenarnya karyawan yang tepat, tidak perlu dimotivasi, tidak perlu ‘diurusi’ dan ‘dicambuk’. Ironisnya lagi, karyawan yang tepat lama-kelamaan gak akan betah, dan mereka bakalan kabur. Tinggallah orang-orang yang tidak tepat, yang makin lama malah semakin banyak menambah birokrasi.

Jadi kalau di perusahaan anda birokrasinya sudah semakin tebal, anda mulai mengerti apa yang sedang terjadi di perusahaan anda. Sudah mulai ada tanda-tanda menuju tumbang.

Itu makanya penting banget untuk mempunyai karyawan yang tepat, yang punya semangat yang sama dengan anda. Yang mau berdarah-darah sama kita. Jadi intinya bukan, “Pak Ronald, bagaimana caranya membuat karyawan punya rasa loyalitas?” Namun intinya adalah, “Bagaimana menemukan karyawan yang tepat?

Oya, sebelum mengakhiri, sebelum anda nanya gimana cara menemukan karyawan yang tepat…. Saya mau nanya dulu, anda sudah berada di pekerjaan yang tepat belum? Apa anda juga masih harus ‘diurus’ dan ‘dicambuk’ oleh birokrasi?

Salam Dahsyat!

 

 

Anda boleh menggunakan artikel ini di newsletter, website atau publikasi, dengan syarat tetap melampirkan kalimat lengkap di bawah dengan link aktif ke website:

Copyright, Hendrik Ronald. Digunakan dengan izin. Hendrik Ronald adalah Trainer dan Coach Service Excellence. Untuk mendapatkan pelatihan dan artikel lainnya, silakan kunjungi www.HendrikRonald.com